PENGERTIAN
TAQWA DAN KEUTAMAAN MUTTAQIN
At-taqwa secara bahasa berasal dari
kata اتَقَى (takut, hati-hati), memiliki akar kata yang sama
dengan وقى (menjaga, melindungi) yang isim mashdarnya
adalah وِقَايَة (kewaspadaan, perlindungan). Orang yang memiliki
sifat taqwa disebut muttaqin.
Imam Ibnu ‘Ilan menyatakan pengertian At-taqwa
sebagai berikut:
فتقوى العبد لله أن يجعل بينه و بين ما يخشاه
وقاية تقيه منه وهي إمتثال أوامره واجتناب نواهيه
Taqwa
seorang hamba kepada Allah adalah hamba itu menjadikan di antara dia dengan
sesuatu yang ditakutinya penghalang yang darinya dia terjaga, yaitu dengan
melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Allah (سبحانه وتعالى)
memuji orang-orang yang bertaqwa dalam banyak ayat-ayat Al-Qur’an. Keutamaan
taqwa dan orang-orang yang bertaqwa sesuai yang tercatata dalam A-Qur’an antara
lain adalah sebagai berikut:
- Taqwa adalah urusan yang utama
لَتُبْلَوُنَّ
فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا
الْكِتَابَ مِن قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا ۚ
وَإِن تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
Kamu
sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. dan (juga) kamu
sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu
dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang
menyakitkan hati. jika kamu bersabar dan bertakwa, Maka Sesungguhnya yang
demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan. ( Ali-Imran:
186)
1.
Orang yang bertaqwa terjaga dari musuh
وَإِن تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ
كَيْدُهُمْ شَيْئًا ۗ إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya
tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu.Sesungguhnya
Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan. ( Ali-Imran:
120)
2. Orang yang bertaqwa mendapat penguatan dan
pertolongan
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوا
وَّالَّذِينَ هُم مُّحْسِنُون
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. ( An-Nahl: 128)
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. ( An-Nahl: 128)
3. Keberhasilan/jalan keluar dari persoalan
besar dan memperoleh rizki halal
ۚ وَمَن
يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا ۞ وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا
يَحْتَسِبُ ۚ
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia
akan mengadakan baginya jalan keluar.Dan memberinya
rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. ( At-Thalaaq: 2-3)
4.
Kebaikan amal dan diampuni dosanya
۞يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ
أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ
وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
70. Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah perkataan yang benar,
71. Niscaya Allah memperbaiki
bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan barangsiapa
mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia Telah mendapat kemenangan
yang besar.(Al-Ahzab: 70-71)
5. Orang yang bertaqwa mendapat rahmat yang
berlipat dan cahaya
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَآمِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ
مِن رَّحْمَتِهِ وَيَجْعَل لَّكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ
لَكُمْ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan dia mengampuni kamu. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Hadid: 28)
Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan dia mengampuni kamu. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Hadid: 28)
6. Amalnya diterima
إِنَّمَا
يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
"Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa".(Al-Maidah: 27)
"Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa".(Al-Maidah: 27)
7. Kemuliaan di sisi Allah
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن
ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ
خَبِيرٌ
Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.(Al-Hujuraat: 13)
Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.(Al-Hujuraat: 13)
8. Selamat dari neraka
ثُمَّ نُنَجِّي
الَّذِينَ اتَّقَوا وَّنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا
Kemudian kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut. (Maryam: 72)
Kemudian kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut. (Maryam: 72)
9. Hidup kekal di sorga
وَسَارِعُوا
إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ
أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa (Ali-Imran: 133)
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa (Ali-Imran: 133)
Alangkah banyaknya keutamaan at-taqwa!
Muara bagi semua keutamaan taqwa yang diperuntukkan bagi para muttaqin adalah
mendapatkan mahabbah atau cinta dari Allah, kedekatan,
hilangnya kekhawatiran dan kesedihan, memperoleh kebahagiaan di dunia maupun
akhirat, mendapat keberuntungan besar yang tak ada bandingnya. Allah berfirman
dalam Al-Qur’an:
أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ
عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Ingatlah,
Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yunus: 62)
بَلَىٰ مَنْ أَوْفَىٰ بِعَهْدِهِ وَاتَّقَىٰ
فَإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ
(Bukan demikian), Sebenarnya siapa yang
menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertakwa. (Ali ‘Imran: 76)
Dalam kitab
tafsir Al-Baidlawi dinyatakan bahwa taqwa ada 3 tingkatan:
1.
Takut pada siksa abadi yaitu dengan menjauhi
dosa syirik (menyekutukan Allah)
Taqwa dalam tingkatan ini sesuai
dengan makna yang dimaksudkan dalam ayat berikut:
إِذْ جَعَلَ
الَّذِينَ كَفَرُوا فِي قُلُوبِهِمُ الْحَمِيَّةَ حَمِيَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ
فَأَنزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ
وَأَلْزَمَهُمْ كَلِمَةَ التَّقْوَىٰ وَكَانُوا أَحَقَّ بِهَا وَأَهْلَهَا ۚ
وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliyah lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat-takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. Dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu.(Al-Fath: 26)
Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliyah lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat-takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. Dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu.(Al-Fath: 26)
Pada ayat di atas, pengertian kalimat-takwa ialah
kalimat tauhid dan memurnikan ketaatan kepada Allah.
2. Menjauhi segala perbuatan dosa baik
dosa besar atau kecil. Tingkatan ini disebut taqwa secara syari’at, sesuai
dengan makna yang dimaksudkan dalam ayat berikut:
وَلَوْ أَنَّ
أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ
السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا
يَكْسِبُونَ
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri
beriman dan bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari
langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami
siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Al-A’raf: 96)
3. Membersihkan diri dari segala hal yang
memalingkan hatinya dari kebenaran dan meninggalkan segala keburukan. Tingkatan
ini disebut taqwa secara hakiki, sesuai dengan makna yang dimaksudkan dalam
ayat berikut:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu
mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (Ali ‘imran:
102)
Seorang hamba yang bertaqwa secara hakiki
mengarahkan hidupnya kepada Allah dan melepaskan diri kepada selain-Nya.
Gambaran takwa hamba dengan “sebenar-benar takwa” adalah hamba itu senantiasa
berupaya ta’at dan menjauhi ma’shiat, senantiasa mengingat Allah (dzikir) dan
tidak terlena, senantiasa bersyukur dan tidak kufur atas ni’mat Allah.
Dapatkah kita melaksanakan taqwa dengan sebenar-benar taqwa? Bagaimana upaya
seorang hamba untuk menuju pada ketaqwaan yang hakiki? Allah berfirman:
فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ
وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنفِقُوا خَيْرًا لِّأَنفُسِكُمْ ۗ
وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَـٰئِكَ هُمُ
الْمُفْلِحُونَ
Maka bertakwalah kamu kepada Allah
menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang
baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran
dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. (At-Taghabun: 16)
Pada ayaat di atas, Allah memerintahkan
kita untuk bertakwa “menurut kesanggupanmu”. Pengertian yang dapat diambil dari
ayat ini adalah agar hamba melaksanakan keta’atan dan meninggalkan kema’shiatan
sesuai dengan kemampuannya (istitha’ah).
واللهُ أعْلَمُ
بِاالصَّوَاب
MARĀJI’
1.
Al-Qur’an dan Terjemahnya. Departemen Agama Republik Indonesia.
2.
Riyādhus Shālihīn - Min Kalāmi
Sayyidil Mursalin. Syaikhul Islam Muhyiddin Abi Zakariyya Yahya bin Syarif
An-Nawawy.
3.
Dalīlul Fālihiin Li Thurūqi Riyādhis Shālihīn. Muhammad ibnu
‘Ilān As-Shadīqy Asy-Syāfi’iy Al-Asy’ary Al-Makky.
4.
Al-Munawwir-Kamus Arab-Indonesia. A. Warson
Munawwir. Pustaka Progressif. Yogyakarta
Sumber : http://www.darulquran-walirsyad.org/index.php/kajian-kitab/riyadhus-shalihin-kajian-malam-rabu/169-taqwa-pendahuluan.html
00.24
0 komentar:
Posting Komentar