Kamis, 22 Mei 2014

PENGERTIAN TAQWA DAN KEUTAMAAN MUTTAQIN

Posted by with No comments

PENGERTIAN TAQWA DAN KEUTAMAAN MUTTAQIN
       At-taqwa secara bahasa berasal dari kata  اتَقَى  (takut, hati-hati), memiliki akar kata yang sama dengan وقى   (menjaga, melindungi) yang isim mashdarnya adalah وِقَايَة   (kewaspadaan, perlindungan). Orang yang memiliki sifat taqwa disebut muttaqin.
Imam Ibnu ‘Ilan menyatakan pengertian At-taqwa sebagai berikut:
فتقوى العبد لله أن يجعل بينه و بين ما يخشاه وقاية تقيه منه وهي إمتثال أوامره واجتناب نواهيه
Taqwa seorang hamba kepada Allah adalah hamba itu menjadikan di antara dia dengan sesuatu yang ditakutinya penghalang yang darinya dia terjaga, yaitu dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Allah (سبحانه وتعالى) memuji orang-orang yang bertaqwa dalam banyak ayat-ayat Al-Qur’an. Keutamaan taqwa dan orang-orang yang bertaqwa sesuai yang tercatata dalam A-Qur’an antara lain adalah sebagai berikut:
  • Taqwa adalah urusan yang utama 


لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا ۚ وَإِن تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَ‌ٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. jika kamu bersabar dan bertakwa, Maka Sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan. ( Ali-Imran: 186)

1.      Orang yang bertaqwa terjaga dari musuh
وَإِن تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا ۗ إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
       Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu.Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan. Ali-Imran: 120)

2. Orang yang bertaqwa mendapat penguatan dan pertolongan
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوا وَّالَّذِينَ هُم مُّحْسِنُون
       Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. ( An-Nahl: 128)

3. Keberhasilan/jalan keluar dari persoalan besar dan memperoleh rizki halal
ۚ وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا ۞ وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar.Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanyaAt-Thalaaq: 2-3)

4. Kebaikan amal dan diampuni dosanya

۞يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
       70.  Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah perkataan yang benar,
       71.  Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia Telah mendapat kemenangan yang besar.(Al-Ahzab: 70-71)

5. Orang yang bertaqwa mendapat rahmat yang berlipat dan cahaya

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَآمِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِن رَّحْمَتِهِ وَيَجْعَل لَّكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
       Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan dia mengampuni kamu. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Hadid: 28)

6.  Amalnya diterima
إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
       "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa".(Al-Maidah: 27)

7. Kemuliaan di sisi Allah

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
       Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.(Al-Hujuraat: 13)

8. Selamat dari neraka

ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوا وَّنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا
       Kemudian kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut. (Maryam: 72)

9.  Hidup kekal di sorga

وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
       Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa (Ali-Imran: 133)

       Alangkah banyaknya keutamaan at-taqwa! Muara bagi semua keutamaan taqwa yang diperuntukkan bagi para muttaqin adalah mendapatkan mahabbah atau cinta dari Allah, kedekatan, hilangnya kekhawatiran dan kesedihan, memperoleh kebahagiaan di dunia maupun akhirat, mendapat keberuntungan besar yang tak ada bandingnya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
       Ingatlah, Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yunus: 62)
بَلَىٰ مَنْ أَوْفَىٰ بِعَهْدِهِ وَاتَّقَىٰ فَإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ
       (Bukan demikian), Sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa. (Ali ‘Imran: 76)
Dalam kitab tafsir Al-Baidlawi dinyatakan bahwa taqwa ada 3 tingkatan:
1.      Takut pada siksa abadi yaitu dengan menjauhi dosa syirik (menyekutukan Allah)
Taqwa dalam tingkatan ini sesuai dengan makna yang dimaksudkan dalam ayat berikut:
إِذْ جَعَلَ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي قُلُوبِهِمُ الْحَمِيَّةَ حَمِيَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ فَأَنزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَأَلْزَمَهُمْ كَلِمَةَ التَّقْوَىٰ وَكَانُوا أَحَقَّ بِهَا وَأَهْلَهَا ۚ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
       Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliyah lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat-takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. Dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu.(Al-Fath: 26)
       Pada ayat di atas, pengertian kalimat-takwa ialah kalimat tauhid dan memurnikan ketaatan kepada Allah.
2.  Menjauhi segala perbuatan dosa baik dosa besar atau kecil. Tingkatan ini disebut taqwa secara syari’at, sesuai dengan makna yang dimaksudkan dalam ayat berikut:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
       Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Al-A’raf: 96)

3.  Membersihkan diri dari segala hal yang memalingkan hatinya dari kebenaran dan meninggalkan segala keburukan. Tingkatan ini disebut taqwa secara hakiki, sesuai dengan makna yang dimaksudkan dalam ayat berikut:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
       Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (Ali ‘imran: 102)
       Seorang hamba yang bertaqwa secara hakiki mengarahkan hidupnya kepada Allah dan melepaskan diri kepada selain-Nya. Gambaran takwa hamba dengan “sebenar-benar takwa” adalah hamba itu senantiasa berupaya ta’at dan menjauhi ma’shiat, senantiasa mengingat Allah (dzikir) dan tidak terlena, senantiasa bersyukur dan tidak kufur atas ni’mat Allah. Dapatkah kita melaksanakan taqwa dengan sebenar-benar taqwa? Bagaimana upaya seorang hamba untuk menuju pada ketaqwaan yang hakiki? Allah berfirman:
فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنفِقُوا خَيْرًا لِّأَنفُسِكُمْ ۗ
وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
       Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. (At-Taghabun: 16)
       Pada ayaat di atas, Allah memerintahkan kita untuk bertakwa “menurut kesanggupanmu”. Pengertian yang dapat diambil dari ayat ini adalah agar hamba melaksanakan keta’atan dan meninggalkan kema’shiatan sesuai dengan kemampuannya (istitha’ah).

واللهُ أعْلَمُ بِاالصَّوَاب

MARĀJI’
1.      Al-Qur’an dan Terjemahnya. Departemen Agama Republik Indonesia.
2.      Riyādhus Shālihīn - Min Kalāmi Sayyidil Mursalin. Syaikhul Islam Muhyiddin Abi Zakariyya Yahya bin Syarif An-Nawawy.
3.      Dalīlul Fālihiin Li Thurūqi Riyādhis Shālihīn. Muhammad ibnu ‘Ilān As-Shadīqy Asy-Syāfi’iy Al-Asy’ary Al-Makky.
4.      Al-Munawwir-Kamus Arab-Indonesia. A. Warson Munawwir. Pustaka Progressif. Yogyakarta

Sumber : http://www.darulquran-walirsyad.org/index.php/kajian-kitab/riyadhus-shalihin-kajian-malam-rabu/169-taqwa-pendahuluan.html

0 komentar:

Posting Komentar